Bandar Lampung:kabareditornews.id
Setelah menempuh perjalanan udara dari Jakarta lebih kurang 50 menit, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama istri Annisa Pohan Yudhoyono tiba di Bandar Lampung, Selasa (17/1) sore. AHY dan rombongan langsung mengunjungi kediaman Gubernur Lampung periode 2004—2014 Sjachroedin Z.P., di Jl Kacapiring, Pakis Kawat, Bandar Lampung. AHY bersilaturahmi ke rumah eks Dubes Kroasia yang juga Ketua Umum DPP Lampung Sai tersebut dalam rangka bertemu jajaran pengurus DPP Lampung Sai dan tokoh masyarakat lainnya.
Memasuki ruang acara, AHY tampak terkejut karena ia disambut oleh marching layaknya di lapangan upacara. Tak hanya itu, AHY juga dibuat terharu setelah disuguhkan video kenangan antar keluarga Sjachroedin dan keluarga Yudhoyono.
“Saya sangat terharu atas sambutan dan acara yang sangat luar biasa ini. Disambut oleh marching apalagi melihat video yang didedikasikan tadi. Saya tadi bercerita dengan Annisa, kalau berbicara tentang Pak Sjachroedin, saya selalu ingat kata Bapak SBY. Pak Sjachroedin merupakan contoh senior yang luar biasa. Berbeda platfrom, berbeda warna baju, warna politik, tetapi tidak mengurangi persahabatan. Saling menghormati, saling mendukung bukan hanya di mulut tapi di hati. Sama-sama meyakini bahwa jika bersatu dalam sebuah tujuan besar, ingin sama-sama memajukan negara ini maka tidak ada satupun yang bisa menghalang- halangi itu,” lanjut AHY disambut tepuk tangan undangan yang lain.
Sementara itu Ketua Harian DPP Lampung Sai Rycko Menoza yang merupakan anak dari Sjachroedin, dalam sambutanya menceritakan meski berbeda partai, SBY dan Sjachroedin saling bersinergi, terutama membangun Lampung. Beberapa kebijakan yang direalisasikan, yakni pembangunan Kampus Itera yang merupakan inisiasi SBY yang menginginkan kampus berbasis teknologi di luar Pulau Jawa. Kemudian, pembangunan Bandara Taufiq Kiemas di Pesisir Barat agar mempermudah akses transportasi.
“Bentuk kontribusi Pak SBY untuk Lampung, sangat besar,” kata mantan Bupati Lampung Selatan itu. Ryco juga kembali menyampaikan meskipun warna politik berbeda, silaturahmi harus tetap terjaga. “Saya sebagai anak Sjachroedin dan AHY sebagai anak SBY, sudah selayaknya tetap meneruskan persahabatan kedua orang tuanya,” tutur Ryco.
Menutup acara, AHY diberikan sebuah kenang-kenganan oleh keluarga besar Lampung Sai berupa pigura foto kenangan saat SBY dan keluarga mengunjungi Kroasia.
Sementara itu, dalam sambutannya Sjachroedin ZP menegaskan, perbedaan warna bendera itu biasa. Warna merah, kuning, putih, biru hitam itu biasa, yang perlu dijaga adalah persatuan dan kesatuan yang saat ini mulai hilang.
“Persatuan dan kesatuan ini yang harus kita terus jaga. Saya bilang ke Pak SBY, yang jendral cukup kita pak, anak kita biarin aja. Untuk Agus bisa menjadi seperti Pak SBY pasti sangat terseok-seok, tapi tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang mustahil. Pengalaman juga sudah cukup, saya yakin mudah-mudahan dengan berbagai dukungan akan ada jalannya. Terima kasih Agus, salam hormat untuk pak SBY,” tutup Sjachroedin ZP.
Lampung Sai merupakan sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang sudah berdiri sejak tahun 1969. Sai sendiri mempunyai arti satu, bersatu tidak membedakan ras, agama, suku dan perbedaan lainnya.
Pada pertemuan tersebut hadir Anggota DPR RI Teuku Riefki Harsya, Zulkifli Anwar, dan Marwan Cik Asan. Kemudian Bupati Waykanan Raden Adipati Surya, Ketua Demokrat Lampung Edy Irawan serta tokoh-tokoh lainnya. (dna/csa)
Editor : M Fikri